Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq Pasca Wafatnya Rasulullah

Shara Rahmi

Sejarah kepemimpinan Abu Bakar di awali saat keaadan umat Islam terguncang setelah Nabi Muhammad wafat. Bahkan Umar bin Khattab menghunus pedang dan mengancam akan membunuh siapa pun yang mengatakan bahwa sang junjungan telah wafat.

Abu bakar yang mempunyai gelar Ash-Shiddiq karena kejujurannya, menenangkan kaum Muslimin dengan mengingatkan bahwa Rasulullah memang telah wafat, namun Allah adalah Sang Maha Hidup dan tak akan pernah mati. Dan perkataan beliau membuat umat tersadar dan terselamatkan akidahnya.

Pengangkatan Abu Bakar Sebagai Khalifah

Setelah wafatnya Rasulullah dan menunggu pemakaman, kaum muslimin mengadakan pertemuan untuk membicarakan siapa sosok yang tepat untuk menggantikan kepemimpinan Nabi. Mendengar kabar tersebut, tiga sahabat Nabi yakni Umar Bin Khattab, Abu Bakar, dan Abu Ubaidah bin Jarrah menyusul ke pertemuan yang diadakan di Safiqah, balai kota Bani Saidah.

Bertemunya kelompok Ansar dan Muhajirin membuat perdebatan tajam mengenai calon pemimpin pun terjadi. Hingga Abu Ubaidah menjadi penengah dan mengatakan bahwa jangan sampai kaum Ansar menjadi orang pertama yang memecah belah umat, karena mereka adalah pihak pertama yang membela agama Islam.

Setelah itu tercapailah kesepakatan dari pertemuan yang mengawali sejarah kepemimpinan Abu bakar. Umar bin Khattab, Abu Ubaidah bin Jarrah dan kaum Ansar membaiat Abu Bakar sebagai Khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Beliau yang akhirnya terpilih sebagai pengganti Nabi karena beberapa alasan sebagai berikut :

Beliau adalah sahabat Rasulullah yang paling senior

Karena selalu dekat dengan Rasulullah, beliau tahu cara memimpin umat dan negara

Orang yang sangat dermawan, terbukti dengan kekayaannya yang digunakan untuk perjuangan umat

Beliau disegani kaum Quraisy karena ketegasannya

Seseorang yang cerdas dan pekerja keras

Beliau yang menggantikan sebagai imam shalat ketika Rasulullah sakit

Masa Kepemimpinan Abu Bakar

Kekhalifahan Abu bakar hanya berlangsung selama 2 tahun, yaitu sejak 632 – 634 M. Dibawah kepemimpinannya, Islam mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang penegakan hukum, sosial dan budaya. Sejarah kepemimpinan Abu Bakar yang berlangsung sangat singkat tersebut habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri.

Wafatnya Rasul membuat beberapa suku menganggap perjanjian berakhir dan  tidak lagi tunduk kepada pemerintah Madinah. Abu Bakar menyelesaikan masalah ini dengan Perang Riddah yang berarti perang melawan kemurtadan. Beliau dibantu oleh panglima perang Khalid ibn Al-Walid.

Setelah menyelesaikan perang dalam negeri, Abu bakar memperluas kekuasaan dengan mengirim kekuatan keluar Arabia. Panglima Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan berhasil menguasai al-Hirah pada tahun 634 M. Sedangkan empat panglima lainnya yakni Abu Ubidah ibnul Jarrah, Amr ibnul ‘Ash, Yazid Ibn Abi Sufyan dan Syurahbil dikirim ke Syria. Untuk memperkuat pasukan ini, Khalid ibn Walid diperintahkan untuk menggantikan Usamah ibn Zaid memimpin pasukan tersebut.

Sebagaimana pada masa kepemimpinan Rasulullah, sejarah kepemimpinan Abu Bakar dalam menjalankan kekuasaan yang bersifat sentral. Bidang legislatif, eksekutif dan yudikatif berpusat di tangan Khalifah. Jalannya pemerintahan berpedoman pada hukum yang ditetapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Khalifah Abu Bakar juga selalu mengajak sahabat-sahabatnya bermusyawarah.

Akhir Kepemimpinan Abu Bakar

Akhir sejarah kepemimpinan Abu Bakar adalah ketika beliau meninggal karena sakit di usia ke 61 pada 23 Agustus tahun 634 M. Abu Bakar dimakamkan di Masjid an-Nabawi, sebelah makam Rasul. Sebelum itu, beliau sudah berwasiat kepada Umar bin Khattab untuk menggantikan kepemimpinanya.

Komentar