Meneladani dan Menerapkan Hal Baik dalam Keluarga Rasulullah
Dalam melaksanakan kegiatan dakwah seperti kegiatan sosial, politik, kebangsaan dan keagamaan, sebagai seorang utusan Allah bukan berarti keluarga Rasulullah dikesampingkan. Bahkan dari sudut pandang seorang pemimpin di rumah tangganya, Nabi Muhammad SAW sebenarnya adalah panutan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang mencintai semua makhluk hidup. Ia juga dikenal sebagai pelindung dan sangat mencintai keluarganya. Terdapat hadits yang menekankan betapa baik dia memperlakukan keluarganya.
Penuh cinta, moral yang terpuji, dan kebijaksanaan yang membayangi istri, anak, dan saudara-saudaranya. Tidak hanya itu, Nabi Muhammad SAW juga seorang yang peduli dan ramah kepada anak-anak. Berikut adalah hal-hal yang dapat diteladani dari keluarga Rasulullah.
Nabi Muhammad SAW Selalu Berlaku Lembut Pada Istrinya
Sikap lembut Nabi Muhammad SAW juga tercermin pada istrinya. Dalam berbagai karya sastra, ia bahkan mencontohkan sikap, perkataan, dan perbuatannya terhadap istrinya. Tidak ada hadits yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah memukuli atau mengutuk istrinya.
Nabi Muhammad SAW menasehati para suami agar bersabar menghadapi sikap wanita yang tidak disukainya. Meskipun ada beberapa ketidakpuasan dengan sikap atau sikap istri, ini bukanlah alasan sikap kasar suami.
Meneladani Sikap Keluarga Rasulullah Sebagai Orang Tua Pada Anak
Setiap anak dalam keluarga nabi memiliki status dan kepentingan di sampingnya. Ini adalah pengakuan cinta, simpati dan kelembutan untuknya. Saat lewat di depan mereka, dia menyapa. Setelah kembali dari perjalanan, merekalah yang pertama bertemu dengannya. Mereka dipeluk, dicintai, dan ditanya dengan riang.
Menurut tradisi Jahiliyyah, orang Arab biasanya kasar dan kasar terhadap anak-anak. Ketika mereka mendatangi Nabi Muhammad SAW dan melihatnya mencium putra dan putrinya. Mereka pun terkejut. Dengan ta'jib mereka akhirnya bertanya kepada mereka, "Apakah kau mencium anak-anakmu?" Dia menjawab, "Ya." Mereka berkata, "Tapi kami tidak pernah mencium mereka." Kemudian dia berkata: "Atau Allah telah mengambil cinta dan kasih sayang dari hatimu." (H.R. Al-Bukhari).
Tidak Membebani Anak Melebihi yang Kemampuannya
Bentuk lain dari welas asih Nabi Muhammad SAW kepada anak-anak adalah dengan tidak membebani mereka dengan lebih dari yang dapat mereka tanggung. Konon selama Perang Uhud, banyak anak-anak yang ingin berperang mengunjunginya. Tapi, dengan lembut, Nabi Muhammad SAW menolak keinginan mereka. Alasannya karena mereka belum cukup dewasa dan berusia sangat muda.
Dalam Keluarga Rasulullah, Suami Membantu Meringankan Pekerjaan Istri
Selain sebagai figur ayah yang baik, Nabi Muhammad SAW juga menjadi panutan sebagai suami. Ia sering membantu istrinya bekerja tanpa ragu dan canggung. Menurut catatan sejarah Ahmad, suatu saat Aisyah ditanyai tentang aktivitasnya di rumah. Ia kemudian menjawab bahwa Nabi Muhammad SAW biasanya memperbaiki sandal. Selain itu jug menjahit baju, dan melakukan kegiatan yang dilakukan seorang pria di rumah.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan untuk menjadi berlaku baik pada istri. “Tolong perlakukan wanita dengan sikap ikhlas. Karena mereka seperti tawanan di sisi Anda.” Hal ini dituturkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Bagi suami yang terkadang marah saat menghadapi istrinya, Nabi Muhammad SAW berpesan agar berpegang teguh pada nasihatnya. "Janganlah marah seorang lelaki muslim pada seorang perempuan. Ketika seorang pria merasa tak suka dengan satu sifat perempuan. Maka coba sukailah sifatnya yang lain," (H.R. Muslim dan Ahmad).
Demikian beberapa kebaikan yang dapat diteladani dari keluarga Rasulullah. Tentang bagaimana menjadi ayah dan suami yang baik. Semoga kita bisa meniru Nabi Muhammad SAW dan menciptakan keluarga yang bahagia.